Jumat, 20 Februari 2015
ulasan I'm comeback
Kembali mengarungi lautan kata-kata yang penuh cerita, kembali menulis itu rasanya melayang seperti kapas yang tertiup angin. Menemukan kembali sumber inspirasi lagi juga seperti mendapatkan bongkahan emas dirimbunan batu akik. Sudah sudah cuman ulasan sekilas tentang betapa senangnya aku bisa kembali ke duniaku sendiri, terimakasih telah menjadi pembacaku. Mari menginspirasi dunia dengan makna dalam cerita.
Terbalut asa kedendaman
Perhatian ini selalu mengukir cinta diakhir cerita, pandangan pertama itu membuka mata yang turun hingga kehati, “ya tuhan inikah arti sebuah suka??” kemelut rasa ingin memiliki selalu hadir setiap langkah kaki jika acara rapat ini selesai lelaki yang duduk tepat didepan aku itu yang selalu menyempurnakan pandangan hingga dalam jiwa ini bergetar rasa lebih dari pada rasa yang disebut rasa pertemanan. Event ini hanya berjalan sekitar dua minggu saja tidak lebih tidak kurang, setiap yang melibatkan kebersamaan kenapa aku yang selalu mendapat pasangan raka, lelaki yang memiliki rasa tanggungjawab yang besar walapun bukan dia yang memiliki tugas ini, kekaguman yang dimulai seperti ini memunculkan rasa penasaran yang begitu mengagumkan semua panitia melirik dari kebersamaan dan mereka selalu mengira kalo kita sudah menjadi sepasang kekasih, pada nyatanya tidak ada tanda untuknya mengungkapkan untuk kita merangkul kebersamaan lebih dari sebatas teman, hanya komentar komedi yang kita utarakan tidak lebih. Terlintas pikiran dari tujuan awal menggaet SMKN dalam event seperti ini hanya untuk menghabiskan hasrat atau taruhan agar aku dipandang sebagai wanita yang tidak mempermainkan lelaki Cuma untuk dijadikan pacar saja tetapi bisa dijadikan teman belajar dalam segala hal. Event ini akan segera berhasil rasa takut untuk tidak bertemunya kembali pun sempat singgah dihati jika nanti tidak bertemu kembali rasa ini akan membeku dan tidak akan terurai menjadi bahagia.
Akhir 2011, aku beranikan diri untuk menghubunginya dahulu agar kita tak lagi lost contact seperti sebelumnya, aku memimpikan disetiap sujud malamku bahwa raka selalu ada disampingku, namun aku malah beranggapan hati ini terlalu lebay untuk ukuran remaja saat ini. Tapi, apa yang aku rasakan ini benar setelah dulu aku bertarung persaan bersamanya kini ku merindukan sosok raka, ingin sekali ku pejam mata ini dan hadirkan ia dihadapanku hanya untuk menatap mata indahnya yang selalu mengukir semangat itu.
Kuingat saat event itu dimana kita semua telah hancur keadaan karena rasa cape yang menghujang dalam waktu yang singkat, kita harus hadirkan event yang meriah, disitulah terkesima aku dalam kedewasaannya, walaupun ia tidak berperan sebagai leader tapi justru ia yang menghabiskan tanggung jawabnya untuk hal ini, dari event itu hingga event selanjutnya pun ia tampak seperti itu , rasa ingin memiliki hatinyapun sempat terwujud. 21 juni 2011, terjawab sudah mimpiku tepat pukul 21.15 WIB dia ucapkan itu “bismillahirahmanirahim dengan ijinmu dan kesaksianmu aku lantang untuk ini dengan tekad yang kuat aku bicarakan ini maukah kamu menjadi calon tunanganku??” dari balik suara samar’2 speaker handphone terdengar suara lantang dia. Namun tak langsung aku jawab ada jeda untuk itu ternyata malah bayangan sosok pria lain yang muncul saat itu dan berbisik dalam bayangan itu “ aku disini menunggumu hanya untuk menjadi imam halalmu” sontak pikiran melayang saat orang yang aku idamkan berkata ternyata ada sosok pria itu dan memberikan isyarat yang mungkin hampir sama dengannya. Aku tak berpaling dari itu dengan cepat kujawab pertanyaaan itu dengan suara lemah tak berdaya “ iya aku mau jadi calon tunanganmu” lega rasanya setelah ku ucap itu walaupun hati tak berisyarat iya saat itu.
Pagi datang, saatnya menuju sekolah,,,
Seperti biasa dan seperti hari-hari biasa parkiran yang aku tuju pertama kali saat aku memasuki gerbang sekolah. Namun tampak aneh pagi ini yang aku cari malah tak kutemukan “dia kemana tak biasanya jam segini dia tak ada dilingkungan sekolah” gumamku dalam hati. Tak lama dari itu hanphone bergetar Tandanya sms masuk dengan cepat aku memasuki ruang kelas yang masih tampak terlalu sepi pagi ini kubuka handphone dan ternyata iya ada message masuk “ assalamualaikum selamat pagi, sudah berangkat sekolah?? Jangan lupa srapan ?? belajar yang semangat yah?” ternyata sms dari raka lekas terburu-buru aku balas “waalaikumsalam, iya sip, oke,, semangat juga”. Terhenti dari situ aku menoleh dan berlari kedepan kelas dan kembali pada pandangan sosok yang aku cari, ternyata masih tak Nampak. Saat istrahat pun tak kunjung ku temukan, hingga saat pulang pun dia tak ada. Hingga akhirnya teman sekelas dia yang aku tanya, ternyata hari ini dia tak masuk sekolah dia sakit, penacarian hari ini gagal, hari ini pulang sepi gak ada dia, “lekaslah pulang sendiri” gumamku dalam hati.
Tak sadar handphone ini bergetar ada sms yang belum ku baca iya aku tahu pasti ada sosok yang siap memperhatikanku saat ini walaupun dia tak ada tapi orang yang nyata yang kini kumilki hatinya telah hadir dalam kisah hidupku, hingga kuputuskan kulupakan dia untuk sementara karena ku telah miliki raka. Kini hari-hariku tak mungkin sepi lagi hp pun tak mungkin berdiam terus menerus atau hanya menunggu sepertiga waktu hadir yang hanya kudengar suaranya saja, tapi kini selalu berdering walaupun hanya sekedar menanyakan hal sepele.
Hampir satu bulan cerita ini berlangsung, aku kembali teringat dia. Yah kini terbalik cerita dia yang selalu tampak ada saat aku berangkat sekolah ataupun hanya sekedar menemani pulang dia selalu ada ditempat yang kita sepakati, sepertiga malampun selalu mengukir dalam tahajud, sms dari dia pun selalu hadir. Disini kelakuan dia membingungkan seperti ada apa dibalik semua diam ini, biasanya disaat senja menghampiri dia selalu tanya semua keadaanku saat disekolah, perhatian dia kembali lagi, kini perhatiannya melebihi orang yang miliki hatinya saat ini. Malah justru terbalik raka yang kini menjauh dari genggaman.
Tepat satu bulan aku bersama raka hanya kenangan sesaat, yah hanya sedetik jika kita satukan ceritanya mungkin hanya untuk satu lembar HVS saja, malam itu sengaja aku kirim message untuk peringatan aniversary kita satu bulan. Namun dia tak menjawab lebih curiga aku pada sikap raka yang semakin kesini semakin menjauh, susah untuk aku hubungi, sulit untuk kutemui, semua tersa berbeda dari pertama aku mengenal dan memahami raka. Hingga akhirnya kata berpisah pun hadir dalam cerita aku dan ia. Walau tanpa alasan dan dia hanya memberikan keterangan tak jelas padaku hingga mengurung berbagai hal negatif yang muncul dalam pikiran ini. Hampir setengah tahun cerita cinta yang dulu pernah indah kini hancur lebur membuat seperti tampak kusam. Hanya ada dia yang mengerti aku yang menjadi penyemangat aku saat aku terpuruk dalam keadaan dan aku ingat apa kata dia saat itu “ sadarlah mungkin ia bukan untukmu jika ia milikmu seutuhnya pasti aku tak akan kembali menemani sepertiga malammu, dan membangunkamu untuk belajar”. Iqbal dialah yang hadir pertama kali sebelum aku mengenal raka dialah sosok privat number yang memiliki segudang rayuan semngat rasa sesalku sempat berkecambuk dipikiran ini mengapa aku harus tergoda dengan orang yang baru saja hadir dalam kehidupanku dengan merusak rasa bahagia dalam ikatan kasih ini, andai saja dulu tak tergoda oleh raka mungkin kini aku memiliki iqbal seutuhnya.
Hampir dua tahun aku tak pernah lagi berhubungan dengan raka ataupun iqbal, kini aku sediri menjadi diriku sendiri. Dia kini telah menjadi dirinya dan memiliki dunia yang tak bersamaku lagi. Kini mimpiku dan rinduku hannya ingin memiliki dunia cinta yang abadi walapun dulu dia malah memilih wanita yang mungkin melukai hatinya tapi hati kecilku tak mau berbohong, aku rindu raka dan aku ingin melihat iqbal selalu tersenyum walaupun nyawa ini tak lagi bersama ragaku. karena aku ingat semua apa yang dia kata “sambutlah masa depan walaupun tanpa diriku, sampaikan pada raka jangan sia-siakan kejujuranmu, temui raka, hubungi raka biarkan kejujuran dari masalalunya yang akan membuka hatimu hingga kau bahagia kelak jika mendengar semua kejujuran dari raka.” Aku hanya diam mendengar semua kata dia mungkin hanya mata yang berkaca-kaca yang kusambut jawaban itu dengan nada tersendat “ iya akan ku temui raka, kan ku biarkan ia berkata jujur walaupun mungkin sakit bagiku, tapi ini jalan terbaik bagiku, agarku tak lagi terkatung dalam emosi”. “ ingat, jangan menyimpan dendam terlalu lama karena akan menyulitkanmu untuk menuju kesuksesan” kata lain dari dia.
Awal tahun itu hal terbaik dan paling berkesan aku kembali menemukan sosok purnama, melakukan perjalanan lain bersama raka mengisi hari-hari ini tampak canggung lagi. Hingga suatu malam ia bercerita tentang semua yang kita lakukan dulu yang membuat hati ini terluka yang berbekas hingga saat ini. “ sebelumnya maafkan aku, dulu rasa sayang itu tak pernah bohong untukmu, cinta inipun tak pernah main-main untuk dirimu, namun iya saat aku berkata seperti itu aku masih milik wanita lain, ada Zahra dihatiku, tapi jujur sayang padamu tak pernah bohong itu memang benar dari hati, mungkin salahnya saat itu aku mengungkapkan saat aku memiliki Zahra atau malah saat aku dibohongi Zahra, maafkan aku atas semua kelakuanku dulu, mungkin aku malah mencari alasan dan melempar kesalahan pada orang lain. Kini aku telah merasakan sakitnya dan traumanya untuk bercintapun kini kurasakan, kini aku tak percaya lagi untuk yang namanya cinta, mungkin aku trauma untuk bilang I Love you pada perempuan. Karena dulu kusalah malah memilih perempuan yang malah membuatku hancur seperti ini, jadi maafkan aku karena dulu aku telah berbohong padamu”. Pernyataan lantang dari raka itu sedikit menyinggung hati dan mungkin jika bertemu secara langsung kau lihat semua expresiku saat mendengar semuanya namun sayang kau ceritakan kejujuranmu hanya lewat samarnya speaker handphone, tapi tak apalah aku dengar kejujuranmu itu dari mulutmu langsung, kini aku telah tenang mendengar semuanya dan jika aku matipun aku akan terlelap tenang dialam sana karena tak akan ada lagi yang aku cari didunia ini.
Hariku terserang pada emosi yang meningkat hingga tak mampu menahan emosi hingga aku terlepas dalam kedendaman yang memuncak, Zahra wanita yang dicintai oleh raka aku jadikan petaka atas hubungan yang bertentangan ini “ya tuhan jika aku menjadi wanita itu apa yang akan aku lakukan untuk ini hingga aku yang berada disamping raka pun ingin memarahi diriku sendiri.” Emosi dan kehancuran hingga dendamku pada raka kini tak terurai. Jika kulihat wajah raka saat ini pasti kemarahan hadir. Tak mungkin aku relakan semua kesedihanku terhadap diriku sendiri mataku terbutakan oleh rayuan cinta raka yang membuat aku harus terbaring dalam sarang cinta yang salah, aku bersalah dia yang telah memberi sinyal ternyata dia yang aku tinggalkan malah memilih raka yang sesungguhnya bukan tulusnya cinta dari hati melainkan hanya dari hasrat yang sedang terbungkam cinta terlanjur sudah kini pilu yang disambut dalam keseharian. Raka yang kini bukan raka yang dulu aku kenal kini dia berbeda jauh traumanya membuat berubah seperti orang asing yang tak ku kenali, wajahnya yang gemulai yang selalu menyakinkan perempuan untuk mempercayai semua yang dia katakana, doaku setiap malam yang hanya menginginkan dia mampu berubah seutuhnya agar tak ada lagi wanita yang terluka seperti aku.
Kebutaanku pada cinta dan keserahanku pada naluri buaian cinta dari pemuda menjadi traficlight dalam memilih seorang yang special, sulit mungkin melupakan kisah yang berakhir trauma ini namun tak mungkin juga aku terjatuh terlalu dalam dalam sakit, ku mimpikan jika esok aku mampu bangkit seperti semula aku hanya ingin memdapatkan seseorang seperti iqbal yang selalu menebar senyum disetiap pagiku, semangat dalam menempuh pembelajaran hiduppun selalu tak runtuh dari kehidupannya “ya tuhan jika memang kau peruntukan jodoh seperti dia aku rela, tetapi kau titipkan lelaki seprti raka untukku aku akan ubah sifatnya secara natural agar dia mengerti artinya mencintai dan dicintai dengan sempurna.” Ceritaku akan ku mulai dengan kertas putih kembali tanpa coretan sebelumnya, kurindukan kebahgiaan dalam kehidupan ini bukan kesedihan yang selalu membalut setiap detik hela nafasku “ijinkan aku bahagia dengan sempurna ya tuhan jangan selimuti hidupku dengan balutan kesedihanku.”
Akhir 2011, aku beranikan diri untuk menghubunginya dahulu agar kita tak lagi lost contact seperti sebelumnya, aku memimpikan disetiap sujud malamku bahwa raka selalu ada disampingku, namun aku malah beranggapan hati ini terlalu lebay untuk ukuran remaja saat ini. Tapi, apa yang aku rasakan ini benar setelah dulu aku bertarung persaan bersamanya kini ku merindukan sosok raka, ingin sekali ku pejam mata ini dan hadirkan ia dihadapanku hanya untuk menatap mata indahnya yang selalu mengukir semangat itu.
Kuingat saat event itu dimana kita semua telah hancur keadaan karena rasa cape yang menghujang dalam waktu yang singkat, kita harus hadirkan event yang meriah, disitulah terkesima aku dalam kedewasaannya, walaupun ia tidak berperan sebagai leader tapi justru ia yang menghabiskan tanggung jawabnya untuk hal ini, dari event itu hingga event selanjutnya pun ia tampak seperti itu , rasa ingin memiliki hatinyapun sempat terwujud. 21 juni 2011, terjawab sudah mimpiku tepat pukul 21.15 WIB dia ucapkan itu “bismillahirahmanirahim dengan ijinmu dan kesaksianmu aku lantang untuk ini dengan tekad yang kuat aku bicarakan ini maukah kamu menjadi calon tunanganku??” dari balik suara samar’2 speaker handphone terdengar suara lantang dia. Namun tak langsung aku jawab ada jeda untuk itu ternyata malah bayangan sosok pria lain yang muncul saat itu dan berbisik dalam bayangan itu “ aku disini menunggumu hanya untuk menjadi imam halalmu” sontak pikiran melayang saat orang yang aku idamkan berkata ternyata ada sosok pria itu dan memberikan isyarat yang mungkin hampir sama dengannya. Aku tak berpaling dari itu dengan cepat kujawab pertanyaaan itu dengan suara lemah tak berdaya “ iya aku mau jadi calon tunanganmu” lega rasanya setelah ku ucap itu walaupun hati tak berisyarat iya saat itu.
Pagi datang, saatnya menuju sekolah,,,
Seperti biasa dan seperti hari-hari biasa parkiran yang aku tuju pertama kali saat aku memasuki gerbang sekolah. Namun tampak aneh pagi ini yang aku cari malah tak kutemukan “dia kemana tak biasanya jam segini dia tak ada dilingkungan sekolah” gumamku dalam hati. Tak lama dari itu hanphone bergetar Tandanya sms masuk dengan cepat aku memasuki ruang kelas yang masih tampak terlalu sepi pagi ini kubuka handphone dan ternyata iya ada message masuk “ assalamualaikum selamat pagi, sudah berangkat sekolah?? Jangan lupa srapan ?? belajar yang semangat yah?” ternyata sms dari raka lekas terburu-buru aku balas “waalaikumsalam, iya sip, oke,, semangat juga”. Terhenti dari situ aku menoleh dan berlari kedepan kelas dan kembali pada pandangan sosok yang aku cari, ternyata masih tak Nampak. Saat istrahat pun tak kunjung ku temukan, hingga saat pulang pun dia tak ada. Hingga akhirnya teman sekelas dia yang aku tanya, ternyata hari ini dia tak masuk sekolah dia sakit, penacarian hari ini gagal, hari ini pulang sepi gak ada dia, “lekaslah pulang sendiri” gumamku dalam hati.
Tak sadar handphone ini bergetar ada sms yang belum ku baca iya aku tahu pasti ada sosok yang siap memperhatikanku saat ini walaupun dia tak ada tapi orang yang nyata yang kini kumilki hatinya telah hadir dalam kisah hidupku, hingga kuputuskan kulupakan dia untuk sementara karena ku telah miliki raka. Kini hari-hariku tak mungkin sepi lagi hp pun tak mungkin berdiam terus menerus atau hanya menunggu sepertiga waktu hadir yang hanya kudengar suaranya saja, tapi kini selalu berdering walaupun hanya sekedar menanyakan hal sepele.
Hampir satu bulan cerita ini berlangsung, aku kembali teringat dia. Yah kini terbalik cerita dia yang selalu tampak ada saat aku berangkat sekolah ataupun hanya sekedar menemani pulang dia selalu ada ditempat yang kita sepakati, sepertiga malampun selalu mengukir dalam tahajud, sms dari dia pun selalu hadir. Disini kelakuan dia membingungkan seperti ada apa dibalik semua diam ini, biasanya disaat senja menghampiri dia selalu tanya semua keadaanku saat disekolah, perhatian dia kembali lagi, kini perhatiannya melebihi orang yang miliki hatinya saat ini. Malah justru terbalik raka yang kini menjauh dari genggaman.
Tepat satu bulan aku bersama raka hanya kenangan sesaat, yah hanya sedetik jika kita satukan ceritanya mungkin hanya untuk satu lembar HVS saja, malam itu sengaja aku kirim message untuk peringatan aniversary kita satu bulan. Namun dia tak menjawab lebih curiga aku pada sikap raka yang semakin kesini semakin menjauh, susah untuk aku hubungi, sulit untuk kutemui, semua tersa berbeda dari pertama aku mengenal dan memahami raka. Hingga akhirnya kata berpisah pun hadir dalam cerita aku dan ia. Walau tanpa alasan dan dia hanya memberikan keterangan tak jelas padaku hingga mengurung berbagai hal negatif yang muncul dalam pikiran ini. Hampir setengah tahun cerita cinta yang dulu pernah indah kini hancur lebur membuat seperti tampak kusam. Hanya ada dia yang mengerti aku yang menjadi penyemangat aku saat aku terpuruk dalam keadaan dan aku ingat apa kata dia saat itu “ sadarlah mungkin ia bukan untukmu jika ia milikmu seutuhnya pasti aku tak akan kembali menemani sepertiga malammu, dan membangunkamu untuk belajar”. Iqbal dialah yang hadir pertama kali sebelum aku mengenal raka dialah sosok privat number yang memiliki segudang rayuan semngat rasa sesalku sempat berkecambuk dipikiran ini mengapa aku harus tergoda dengan orang yang baru saja hadir dalam kehidupanku dengan merusak rasa bahagia dalam ikatan kasih ini, andai saja dulu tak tergoda oleh raka mungkin kini aku memiliki iqbal seutuhnya.
Hampir dua tahun aku tak pernah lagi berhubungan dengan raka ataupun iqbal, kini aku sediri menjadi diriku sendiri. Dia kini telah menjadi dirinya dan memiliki dunia yang tak bersamaku lagi. Kini mimpiku dan rinduku hannya ingin memiliki dunia cinta yang abadi walapun dulu dia malah memilih wanita yang mungkin melukai hatinya tapi hati kecilku tak mau berbohong, aku rindu raka dan aku ingin melihat iqbal selalu tersenyum walaupun nyawa ini tak lagi bersama ragaku. karena aku ingat semua apa yang dia kata “sambutlah masa depan walaupun tanpa diriku, sampaikan pada raka jangan sia-siakan kejujuranmu, temui raka, hubungi raka biarkan kejujuran dari masalalunya yang akan membuka hatimu hingga kau bahagia kelak jika mendengar semua kejujuran dari raka.” Aku hanya diam mendengar semua kata dia mungkin hanya mata yang berkaca-kaca yang kusambut jawaban itu dengan nada tersendat “ iya akan ku temui raka, kan ku biarkan ia berkata jujur walaupun mungkin sakit bagiku, tapi ini jalan terbaik bagiku, agarku tak lagi terkatung dalam emosi”. “ ingat, jangan menyimpan dendam terlalu lama karena akan menyulitkanmu untuk menuju kesuksesan” kata lain dari dia.
Awal tahun itu hal terbaik dan paling berkesan aku kembali menemukan sosok purnama, melakukan perjalanan lain bersama raka mengisi hari-hari ini tampak canggung lagi. Hingga suatu malam ia bercerita tentang semua yang kita lakukan dulu yang membuat hati ini terluka yang berbekas hingga saat ini. “ sebelumnya maafkan aku, dulu rasa sayang itu tak pernah bohong untukmu, cinta inipun tak pernah main-main untuk dirimu, namun iya saat aku berkata seperti itu aku masih milik wanita lain, ada Zahra dihatiku, tapi jujur sayang padamu tak pernah bohong itu memang benar dari hati, mungkin salahnya saat itu aku mengungkapkan saat aku memiliki Zahra atau malah saat aku dibohongi Zahra, maafkan aku atas semua kelakuanku dulu, mungkin aku malah mencari alasan dan melempar kesalahan pada orang lain. Kini aku telah merasakan sakitnya dan traumanya untuk bercintapun kini kurasakan, kini aku tak percaya lagi untuk yang namanya cinta, mungkin aku trauma untuk bilang I Love you pada perempuan. Karena dulu kusalah malah memilih perempuan yang malah membuatku hancur seperti ini, jadi maafkan aku karena dulu aku telah berbohong padamu”. Pernyataan lantang dari raka itu sedikit menyinggung hati dan mungkin jika bertemu secara langsung kau lihat semua expresiku saat mendengar semuanya namun sayang kau ceritakan kejujuranmu hanya lewat samarnya speaker handphone, tapi tak apalah aku dengar kejujuranmu itu dari mulutmu langsung, kini aku telah tenang mendengar semuanya dan jika aku matipun aku akan terlelap tenang dialam sana karena tak akan ada lagi yang aku cari didunia ini.
Hariku terserang pada emosi yang meningkat hingga tak mampu menahan emosi hingga aku terlepas dalam kedendaman yang memuncak, Zahra wanita yang dicintai oleh raka aku jadikan petaka atas hubungan yang bertentangan ini “ya tuhan jika aku menjadi wanita itu apa yang akan aku lakukan untuk ini hingga aku yang berada disamping raka pun ingin memarahi diriku sendiri.” Emosi dan kehancuran hingga dendamku pada raka kini tak terurai. Jika kulihat wajah raka saat ini pasti kemarahan hadir. Tak mungkin aku relakan semua kesedihanku terhadap diriku sendiri mataku terbutakan oleh rayuan cinta raka yang membuat aku harus terbaring dalam sarang cinta yang salah, aku bersalah dia yang telah memberi sinyal ternyata dia yang aku tinggalkan malah memilih raka yang sesungguhnya bukan tulusnya cinta dari hati melainkan hanya dari hasrat yang sedang terbungkam cinta terlanjur sudah kini pilu yang disambut dalam keseharian. Raka yang kini bukan raka yang dulu aku kenal kini dia berbeda jauh traumanya membuat berubah seperti orang asing yang tak ku kenali, wajahnya yang gemulai yang selalu menyakinkan perempuan untuk mempercayai semua yang dia katakana, doaku setiap malam yang hanya menginginkan dia mampu berubah seutuhnya agar tak ada lagi wanita yang terluka seperti aku.
Kebutaanku pada cinta dan keserahanku pada naluri buaian cinta dari pemuda menjadi traficlight dalam memilih seorang yang special, sulit mungkin melupakan kisah yang berakhir trauma ini namun tak mungkin juga aku terjatuh terlalu dalam dalam sakit, ku mimpikan jika esok aku mampu bangkit seperti semula aku hanya ingin memdapatkan seseorang seperti iqbal yang selalu menebar senyum disetiap pagiku, semangat dalam menempuh pembelajaran hiduppun selalu tak runtuh dari kehidupannya “ya tuhan jika memang kau peruntukan jodoh seperti dia aku rela, tetapi kau titipkan lelaki seprti raka untukku aku akan ubah sifatnya secara natural agar dia mengerti artinya mencintai dan dicintai dengan sempurna.” Ceritaku akan ku mulai dengan kertas putih kembali tanpa coretan sebelumnya, kurindukan kebahgiaan dalam kehidupan ini bukan kesedihan yang selalu membalut setiap detik hela nafasku “ijinkan aku bahagia dengan sempurna ya tuhan jangan selimuti hidupku dengan balutan kesedihanku.”
Langganan:
Postingan (Atom)