“kelabu
tak pernah hinggap dalam hati” katanya sore itu. Yah bahagia ini memang untukmu
semua kisahku selalu bermakna jika ku ukir hanya untukmu, satu persatu
mengitari langkah ini saatku terjagapun selalu hinggap bayangan imaji dirimu.
“Hey pangeranku kau tampak begitu menawan hari ini” untaian sapa pembodohan yang sering ku
ucapkan hanya untuk dia. Maksduku baik aku hanya minta sesaat perhatiannya
saja, jangan seperti orang lain yang tingkahnya begitu dingin tak pernah ada
manis bibir jika didepan diriku, cuek dan jutek saja yang dia tebar jika
akuberada disekitarnya.
Pagi
buta ini seperti biasa aku berangkat sekolah dengan naik angkutan umum dari
depan rumah, bergegas aku naik mobil dari pada aku harus berdiam dulu didepan
gerbang. Tapi setelah aku naik dan mobil mulai menjauh dari gerbang rumahku
Nampak satu sepedah motor tepat berada dibelakang mobil yang aku naiki
“ternyata dia mengikutiku dari kejauhan” Gumamku dalam hati. Entahlah mengapa
dia selalu terlihat memperhatikan keadaanku jika kita berada diluar sekolah
sedangkan untuk di lingkungan sekolah dia terlihat begitu dingin. Tak pernah
mengerti tentang pemikiran dia seperti apa yang terbayang hanya perhatian dia
saat ku pulang dan pergi sekolah saja.
Sejalan
waktu rasa penasaran ini selalu berkelana dalam pikiranku sebisa mungkin
kuhubungi dia lewat via socmed dan handphone, namun tak pernah ada balasan
sikap dinginnyapun tak pernah berbeda dari sebelumnya masih nampak sama dengan
sebelumnya. Hari-hariku selalu sepi tanpa ada jawab pasti dari sosok dia yang
ada hanya senyuman sesaat yang kudapat jika kita jauh dari lingkungan sekolah.
Diakhir perjalan berakhir aku menyerah untuk dapat mengikuti apa kata hati yang
menyimpan rasa penasaran padanya dan hingga akhirnya kita keluarpun dia tak
pernah menbuka bibirnya untuk berbicara denganku. Keluguan dan dinginnya dia
terhadap cewe yang membuat aku menyerah mengejar rasa penasaran ini. Kutulis
dalam salah satu amplop yang akan dia terima dengan syair puisi tanpa nama itu agar dia peka terhadap apa yang aku
Saat
ku termenung diantara bahagia
Saat
ku tersiksa diantara suka
Saat
ku terlena dalam galau
Saat
ku terpaku dalam keseriusan
Saat
kutunggu sebuah kepastian
Saat
tak mampu lagi ku tatap wajahmu
Saat
ku tak mampu lagi kulihat senyummu
Saat
seperti apa kau akan hapus lukaku
Saat
seperti apa yang akan membuatmu terbuka
Aku
lelah dengan perjalan cintamu
Aku
lelah dengan semua karangan bayangmu
Aku
lelah jika harus kuikuti apa maumu
Aku
lelah untuk melangkah lebih bersamamu
Aku
lelah dengan semua kecuekanmu
Aku
lelah dengan semua yang kamu maksud
Aku
lelaahhh…………………………..
Pesanku
mala ini “jangan pernah sia-siakan orang teraneh disampingmu kelak nanti kau
akan mencari sosk dia lagi, YAKIN”. Aku slip amplop itu dalam buku paket yang
akan ia terima hingga saatnya dia terima dan membaca semuanya. Beralih dari
sana ada seseorang yang telah siap menunggu cintaku, untuk ku melupakannya
kayaknya wajar dech aku kejar orang lain agar aku terbebas dari belenggu hati
ini.
Pertengahan
tahun menghampiri kini saatnya move on dari dia kujalani hari-hariku dengan
sesibuk apapun ala aku sendiri, hingga ku mendapati kesibukan singkat yang akan
berjalan hanya dua minggu dlam planning acara ini. “mungkinkah akau dapat
melupakan ia dalam waktu yang singkat ini?” tanya ku pada diri sendiri.
Nyatanya disela kesibukanku aku terpana pada sosok yang telah mencuri semua
perhatian hatiku dari awal kita jalani acar ini hingga selesai dan akhirnya
kita pun terjatuh dalam asmara hati dan ajaib seketika kulupakan orang yang
telah menyianyiakan diriku selama ini. Hari demi hari ku lewati bahagia dengan
dia yang telah membuka hatiku kembali dan kini hatiku tak risau lagi karenanya.
Akhir
tahun pun tiba,,
Ternyata
kini terbalik dia sadar akan semua kelakuannya kini dia berminta maaf dan
memulai semuanya dia membalas srat yang aki slip di buku paket itu
“maaf, jika
selama ini aku bersikap acuh padamu mungkin bukan maksud hati seperti ini, aku
hanya menjalani perasaanku jujur saja sejak awal aku telah mencintaimu dan
menyayangimu seperti calon ma’mumku, aku yang terlalu dingin padamu sengaja aku
hanya ingin gau seberapa tulusnya cintamu padaku walaupun kini telah terbukti
tulusnya hatimu begitu sangat ku rasakan. Namun sayang aku telat meminangmu
kini kau telah bahagia denganya, bukan dengan aku kini aku menyesal akan
semuanya, kini aku sadar caraku yang salah.” Terkaget aku membaca isi dari
surat itu tapi walau bagaimanapun aku tetap memilih orang yang aku cintai
sekarang karena dia adalah orang yang tak pernah menyia’nyiakan hatiku. “kini aku telah bersamanya dan aku tak akan
pernah berpaling darinya, maafkan diriku memilih setia walaupun cintamu lebih
besar darinya.” Ku jawab singkat surat itu. Dia kini mulai sadar akan semua
yang dia lakukan padaku dulu itu salah sikap dingin yang tadinya hanya untuk
mencoba ketulusan hati kini telah terbelenggu dalam kepercayaan hidupnya. Aku
tersipu akan cerita dia namun bagaimana lagi aku terpaut hati dengannya tapi
aku tak akan pernah bermaksud menyakitinya kini dia bercerita sendiri dan
mengubah jalan kehidupannya. Kini dia lebih terbuka pada wanita dan mungkin hanya aku yang dia acuhkan dulu, tak
mengapa yang penting kini aku memiliki dia yang selalu mengerti tentang aku, dan
ia kini telah menemukan sosok pas dalam hatinya dan berbahagia denganya.
“terimakasih
kau telah bukakan hatiku walaupun bukan dirimu yang kumiliki kini tapi aku
bangga telah menemukan sosok setulus dirimu, akummenyesal telah melewatkan
hari-hari bersamamu, aku keceewa sama diriku sendiri karena telah
menyia-nyiakan wanita seperti dirimu, dan aku akan memarahi diriku sendiri
karenaku tak memilikimu seutuhnya, padahal aku ingin sekali menajdikanmu ma’mum
halalku, penadmpingku sampai tua nanti, membuat istana terindah untuk kita
singgahi berdua, kini semua hanya hayalan belaka dan mesti dihapus, atau
mungkin harus aku bakar agar tidak akan tumbuh lagi” Pesan terakhir dari dia
yang dikirim lewat pos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar