Selasa, 01 Oktober 2013

Klasikal Tangga Pelangi



        Pelangi menyimbolkan 7 warna, 7 bidadari,7 hari, 7 lapis langit, 7 dan 7, apakah 7 anggka hoki untuk aku atau hanya sebuah kebetulan belaka. Semua ini terbelit dalam pikiran menyiksaku dengan racunnya dan terkadang maniskan hidupku. Itulah yang dirasakan gejolak hati vian yang bersiteru antara hati dan akal.
Alya putrid sentesya yang akrab di panggil vian atau vie yang entah dari mana nma itu muncul, gadis berkulit coklak dengan perawakan tanggi 145 m berrambut lurus yang dilengkapi lesung pipi jika ia tersennyum, gadis berusia 17 tahun kelahiran kota malang mulai menginjakan kakinya di sebuah kota kecil nan ramai sejak setahun lalu karena alasan yang tak ia mengerti namun akankah sang pencipta bermurah hati kepadanya????, apakah ini memang jalan takdirnya untuk mendapatkan kebahagian yang hakiki, semua merupakan tanda Tanya yang tak seorangpun mengetahuinya.
            Pilu kepekatan hati vian menolak semua yang telah terjadi, layaknya anak kecil yang yang tak mau meminum jamu namun terus saja dicekoki oleh kedua orang tuanya. Kedatanganku di kota kecil nan ramai ini karena suatu hak yang entah apa akan menanti vie di penghujung waktu. Pikiranvie melayang seolah hanya saja jasad tanpa jiwa, pikiran  vie mencari-cari alas an  mengapa ia dikota ini untuk apa ia disini menanti apakah ia disni semua pertanyaan terlontar dalam hati, namun belum juga ia temukan jawaban atas semua ini sebuah guncangan ringan memaksa jiwanya kembali keraga yabg telah terabaikan oleh pikiran saat peredaran darahnya berjalan lancar suplai oksigen sampai ke otak, saat itulah kesadaran kembali penuh. Saat kesadaran itu kembali vie melihat 6 sosok gadis yang tak asing lagi dalam hidupku. Vitha gadis gadis manis berkulit coklat yang memiliki jiwa kepemimpinan yang selalu mendamaikan kita saat emosi menguasai kami, Syifa gadis imut nanputih walau tubuhnya agak gendut tapi dia paling gak suka dibilang gendut cerewet namun tingkahnya selalu sukses mengukir senyum di bibir kami, Putri gadis yang terkesan amat manja, Puji pendiam namun pintar, Lia gadis yang paling berani diantara kami dan dia tahu segalanya tentang musik, Pipit merupakan gadis terakhir yang pendiam nan pinplan. Merekalah sahabat-sahabat walau banyak perbedaan diantara kami namun perbedaan itu yang menjalin erat benang-benang kesetiaan dalam persahabatan kami.
            “ jawa…. Bangun…….jawa…………..bangun” seru vitha sambil menggncangkan tubuh ku “ belajar tidur gak belajar berisik, beuuuhh “ ujar lia “ aku gak tidur cuman mimpi ajha sunda “ jawab vian sambil membetulkan headset dengan penuh arakan anak satu kelas, semuanya berlanjut menjadi obroolan seingkat yang mungkin membuat perut kami kaku hingga terasa lapar.
            Canda tawa kami bertujuh selalu menghiasi dinginya pagi yang akan terhapus oleh hangatnya cahaya mentari burung-burung gereja yang menyeru nada indah yang di iringi lenggorokan ekor kecilnya seolah menggoda kami namun semua keindahan itu tidak terasa yang kami bisa rasakan adalah keindahan masa-masa bersama yang kita jalani selama ini, namun tak selamanya tawa tersinggung di bibir merah kami, ada kalahnya garam kehidupan harus kami terima yang berefek perpecahan antara kami layak nya sebuah serikat yang terbagi menjadi beberapa kubu-kubu kecil yang merupakan awal mula keruntuhan serikat. Semua ini berawal dari suatu pagi  yang indah jika setiap insane merasakanya, sapuan angin lembut yang mengandung bulur-bulir embung yang sejuk cahaya surya yang menahangatkan seakan menyelimuti kita dari hawa dingin yang mengandung vitamin D untuk memperkuat tulang beliung kita, di kedamaian itu vian berjalan menyusuri ruang koridor sekolah di pagi ini semua anak terlihat rapih dan beraroma sedap beda dengan waktu siang hari saat semua anak yang mukai acak acakan dan tercium aroma keringat. Vian mulai menginjakan kan kakinya didaun pintu ruang kelas XII MO 3 mata vian menelanjangi ruang kelasnya hendak mencari seseorang di ruangan itu, tepat di sudut ruang itu mata vie berhenti di pandanganya vie melihat dua sosok yang sangat dia kenalnya namun ada rasa ganjal yang mendera hati vian namun rasa penasaranya memaksa langkahnya untuk menghampiri sosok itu. Sebelum kata-kata sapaan terlontar lia menyodorkan hand phone kea rah vie, vie menerimanya dan melihat isi handphone lia
Eh lia apa-apaan syifa bilang gw pengecut….apa coba maksd dia ke gw, mang gw salah apa             sent:17-nov-2010 08181xxxxxx


Aduch cakep aku juga gak tau.. malah aku baru tahu…………………..                                                        sender: elang 08787xxxx


Emang gw salah ya… bilang kalo dia itu Cuma mangfaatian vian anak kelas kamu hanya buat ngerjain tugas-tugas dia. Ngomong-ngmong vian tu yang mana sich gw penasaran .
Sent: 17-nov-2010 08181xxx

  
Tangan vie bergetar persaanya yang berkecambuk seolah tak mampuh menerima semuanya. Syifa teman pertamanya di kota itu namun dia sendiri yang menghianati persahabatan yang berlangsung tiga tahun ini, ya gusti apa yang sebenernya terjadi dalam takbir kehidupan ini, tubuh vian seakan tertinggalkan oleh keseimbangan gravitasi mulai beranjak dari bumi meninggalkan raga vie melayang tak tentu.
Murung dan murung seakan senyum sirna tanggelam oleh galau, hari-hari terasa suram sms yang belum sempat ia baca selurnya di karenakan ketidak sanggupan hatinya. Tiga hari telah berlalu tanpa meninggalkan kesan bahagia, hening seakan menyelimuti setiap sudut sekolah SMKN 1 Purwokerto vian bersiteru dengan hatinya dalam kehempasan hening. “ vie…..tunggu” seru syifa sambil memegang pundak vie, dengan malas vie memalingkan muka dan serasa menebar senyum yang terkesan terpaksa ,”vie… please gw mau ngomong ma loe, semua yang loe baca itu gak bener, itu hanya tipu busuk dari lia, vie ingatkan sejak hadirnya dia ditengah-tengah kita,kita jadi sering berantem paling parah lagi vitha ada di pihak dia vie”. Ujar syifa. “ sungguh aku gak rela jika dirimu yang mampu bersamanya jika mungkin ia dirimu bersamanya maka aku bersama siapa karena seseorang yang ingin sekali ku miliki telah bersama vitha dan dia harus bersama kamu" vie menjawab apa yang ditanyakan syifa, "jika itu maumu aku ikhlas ko dia untukmu aku hanya ingin kamu bahagia vie, bukan selalu berantem sama aku" vie hanya termenung dan bergumam 'ijinkan aku memiliki kebhagiaan seperti mereka dengan tulusnya kasih sayang dan penuh keromantisan yang mungkin akan membuat hidup ini akan lebih bermakna. (by viankizu de vias)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar